Label

Jumat, 07 Agustus 2015

Let Your Heart Choose Part 8, end.



Kak ani sedang mempersiapkan  makan malam dibantu oleh Liana dan Riana, dua nama yang hampir mirip tetapi tentu saja orangnya sangat jauh berbeda. Sementara Daniel dan Rangga duduk  di sofa putih yang ada di dapur, mereka berdua memperhatikan para wanita yang sibuk mempersiapkan makan malam.
“suami kakak kemana?” Tanya Riana
“sepertinya mala mini suami kakak lembur lagi” ucap kak Ani sambil meletakkan beberapa piring kosong di atas meja makan.
“kak sambil mempersiapkan makan malam tentu saja kakak tidak akan keberatan untuk menghibur  kami dengan suara merdua kakak bukan?” Tanya Rangga kepada kak Ani sedikit merayu.
“kau tidak lihat kakak sangat sibuk Rangga?” jawab kak Ani sambil tetap sibuk menyiapkan makanan.
“makanan semua sudah masak kak, biarkan Riana dan Liana yang menyajikan makanannya,sementara kakak bernyanyi” timpal Rangga lagi, berusha membujuk kak Ani.
“itu benar kak, hanya satu lagu untuk kami bagimana?”? tambah Liana.
“ayolah kak..” Riana menambahkan
“dan mungkin aku bisa mengiringi dengan gitar” ucap Daniel tiba-tiba.
“ya itu sangat tepat, kau bisa memakai gitar yang ada di ruang musikku,” ucap Rangga sambil menunjukkan sebuah Ruangan. Rangga memang sangat menyukai music, dia memilki banyak alat music seperti piano, keyboard, biola, saksofon, gitar  dan Dram.
“baiklah” kak Ani akhirnya menyerah oleh desakan anak-anak yang merengek disekelilingnya.
Daniel pun mulai memainkan gitar ditangannya mengiringi nyanyian kak Ani
You did again
You did hurt my heart
I don’t know how many times
Oh you… I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
And now you let me down
You said you”d never lie again
You said this time would be so right
But then I found you were lying there by her side
Ooh you… you turn my whole life so blue
Drowning me so deep, I just can reach myself again
Ooh you… successfully tore my heart
Now it’s only pieces
Oh nothing left but pieces of you
Oohh oh baby
Ooh you frustrated me with  this love
I”ve been trying I’m trying
Oh you… I don’t know what to say
You’ve made me so deep desperately in love
And now you let me down
You said you”d never lie again
You said this time would be so right
But then I found you were lying there by her side
Ooh you… you turn my whole life so blue
Drowning me so deep, I just can reach myself again
Ooh you… successfully tore my heart
Now it’s only pieces
Oh nothing left but pieces of you

Lagu dari TEN 2 FIVE “YOU” sangat merdu dinyanyikan oleh kak Ani. Semua terdiam  sampai setelah kak Ani selesai menyanyikan lagu tersebut. Sementara Daniel memetik gitar sambil menatap Riana penuh arti dan Rangga yg duduk disampingnya tentu saja tahu arti dari balik mata biru Daniel.
“wahh sungguh lagu yg sangt tepat sebagai pembuka untuk makan malam kita” ucap Liana
“benar sekali, dan sekarang mari kita makan,” ucap Riana sambil berjalan ke arah Rangga dan membantunya duduk di kursi roda kemudian mendorongnya ke meja makan.
Mereka semua makan bersama dengan tenang kecuali kak Ani yang harus dengan susah payah menyuapi anaknya yang tidak mau membuka mulut.
Setelah makan malam mereka pindah ke halaman belakang untuk mnikmati angin malam kecuali kak Ani yang harus segera menidurkan anaknya.
“besok aku akan kembali ke Bandung” ucap Daniel
“kenapa cepat sekali? Lalu aku balik am siapa?” sela Riana
“aku harus cepat-cepat masuk sekolah, kita pergi tanpa surat izin, lagi pula aku ada urusan yg harus diselesaikan, begitu aku kembali aku akan menguruskan izin untukmu” jelas Daniel
“oh,, kurasa tak perlu, kakek pasti sudah mengurusnya untukku” sambung Riana
“oh ya baguslah” kemudian Daniel terdiam.
“sepertinya aku harus tidur duluan, mataku benar-benar  tidak bisa menahan kantuk” ucap Liana sambil berdiri dan berjalan naik menuju kamarnya.
“ok Liana selamat tidur” ucap Riana “tunggu sebentar  aku akan membuatkan coklat panas untuk kita bertiga” Riana lalu berjalan menuju dapur, dia tidak perlu diantarkan oleh Rangga atupun kak Ani toh tadi dia sudah diajarkan oleh kak ani, dan kak Ani menunjukkan semua keberadaan makanan ataupun minuman yg ada di dapur.
Hanya tinggal Rangga dan Daniel di halaman belakang, mereka saling membisu menciptakan suasana yang sangt kaku. “kau menyukainya?” Tanya Rangga memecah keheningan.
Pertanyaan Rangga membuat Daniel sedikiti kaget namun dia berusaha menyimbunyikannya “ maksudmu Riana?”
“ya Riana, permataku” ucap Ranngga dengan nada yg seolah menekankan bahwa Riana adalah miliknya, hanya miliknya.
Daniel tersenyum miring “ aku tidak menyukainya” ucap Daniel ringan
“kau tak perlu menyembunyikannya dariku, aku bisa membacanya dari cara kau memandang Riana saat makan malam tadi’ ucap Rangga sambil memlihat ke arah fountain di depannya.
“aku tidak menyukainya” ucap Daniel lagi “aku mecintainya” Daniel kembali menambahkan.
Rangga menghela nafas “ Sebuah bel bukanlah bel sampai kau membunyikannya. Sebuah lagu bukanlah lagu sampai kau menyanyikannya.dan cinta dalam hatimu bukan diletakkan disana untuk menetap. Cinta bukanlah cinta sampai kau membaginya. Dan sekarang kau membagi cintamu kepada Riana, aku tidak akan menyalahkanmu karen itu sudah menjadi kodrat manusia untuk jatuh cinta” Rangga menyandarkan bahunya ke sandaran bangku.
“ bagaimana pendapatmu? Jika Riana memilih untuk bersamaku?” ucap Daniel
“ Jika memang itu yang akan membuat Riana bahagia knp tidak? Aku akan melepaskannya, lagi pula keadaanku sekarang sangat buruk mungkin jika dia bersamamu dia akn lebih bahagia,kau sehat tidak sepertiku yg hanya akan memberi beban kepada Riana” jelas Rangga
“ya seandainya seperti itu, tetapi kenyataannya Riana sangat mecintaimu, sangat menyayangimu, dan perasaan itu tidak Riana berikan kepadaku, hatinya jelas-jelas telah memilihmu, lagi pula kau tidak akan cacat selamanya, kau bisa masih bisa sembuh” Daniel mengikuti Rangga bersandar kemudian menatap ke langit. “aku menyatakan cinta kepadanya sebelum Liana menelpon dan mengatakan tentang dirimu, hari itu aku berfikir bahwa Riana akan menjadi milikku, tapi sepertinya kalian memanglah satu jodoh yg ditakdirkan bersama” Daniel kambali menghela nafas. Daniel lalu melirik ke arah Rangga, terlihat senyum bahagia di wajah Rangga, Riana telah memilih Rangga sebagai pendampingnya.
“Aku akan melapaskan Riana, tetapi kau harus berjanji untuk tidak membuatnya menangsi lagi, Karena jika itu terjadi aku akan merebutnya darimu” ancam Daniel kepada lelaki yg sedang duduk di sebelahnya.
Rangga terkekeh mendengar ancaman dari orang yang jauh labih muda darinya itu “tanpa kau suruh aku akan melakukan hal yg sama”.
Daniel menghelas nafas lalu kemudian menegakkan badannya “aku tidak tahu apa yg dilihat Riana darimu, karena dilihat dari mana pun aku sepertinya lebih tampan darimu” ucap daniel setengah bergurau. Kemudian kedua laki-laki itu tertawa bersama.
Riana sudah sedari tadi berdiri diambang pintu sambil memperhatikan kedua lelaki di depannya, dan Riana tahu bahwa Daniel telah mengatakan semuanya kepada Rangga, tetapi sepertinya mereka cukup akur untuk tidak bertangkar lagi seperti kejadian dahulu. Kedua laki-laki itu duduk berdampingan, keduanya tampan dan sangat berbeda. Yang satu jelas berwajah peranakan Jerman dan satunya lagi Arab.
******
Daniel sudah bersiap dan mengemas barangnya, tidak begitu repot karena memang dia hanya membawa beberapa lembar baju dan celana, sementara Riana menemani Rangga yg sedang berlatih untuk berjalan.
“aku tahu kau juga menyimpan rasa terhadap Daniel” ucap Rangga tiba-tiba membuat Riana menjadi kaget.
“ya , tetapi kau tentu tau perasaanku padamu lebih besar, dan aku salah telah membiarkan perasaan yg sama tumbuh  terhadap Daniel” ucap Riana berusaha menyembunyikan kegugupannya.
“tidak apa-apa Riana, kau tidak salah akulah yg salah, mungki  jika aku tidak kembli lagi kau bisa bahagia dengan Daniel, kau tidak perlu  mengurisi aku” ucap Rangga dengan nada pelan, namun terdengar nada kecewa disana.  
“jangan berkata seperti itu sayang, aku sangat menyayangimu, dan aku bersyukur kau sekarang ada dalam hidupku lagi” Riana mengecup kening Rangga.
“aku akan berangkat sekarang” terdengr suara Daniel mengagetkan Rangga dan Riana
“oh ya” Riana terlihat gugup
“sayang,, tidak apa2 kau boleh mengantarnya aku tidak akan marah” bisik Rangga kepada Riana kemudian tersenyum lembut.
Riana lalu mengantarkan Daniel menuju gerbang rumah Rangga.
“hati-hati Daniel” Riana tersenyum lembut. Daniel lalu memeluk Riana “aku mencintaimu Riana” terlihat air mata disudut mata Daniel
Tiba-tiba saja mata Riana terasa panas mendengar perkataan Daniel “terimah kasih Daniel, tapi aku bukan untukmu, temukan yang terbaik untuk dirimu” ucap Riana dengan nada serak.
“ya Riana aku akan berusaha, lagi pula dulu aku telah memberitahumu untuk membiarkan hatimu memilih  dan sekarang hatimu telah memilih yang terbaik untukmu, hati tak akan berbohong dan tak akan mengecewakanmu Riana,” Daniel lalu mengecup kening Riana, sehingga membuat Riana menangis di pelukannya. “jangan menangis Riana, aku akan menjadi pengecut jika kau menangis karena aku” Daniel kemudian memegang pipi Riana dan menunduk untuk mensejajarkan muka meraka berdua “maafkan aku Riana” ucap denial pelan.
“maaf untuk apa?” Tanya Riana
“maafkan aku mencintaimu dan membuatmu menangis” ucap Daniel seraya menghapus air mata Riana lalu memeluk Riana kembali.
“baiklah aku harus berangkat sekarang” Daniel lalu melepas pelukannya lalu melangkah masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan Rangga untuk mengantar Daniel ke bandara.
*****
Sudah 5 tahun berlalu sejak  kejadian itu…. Riana melanjutkan kuliah di Medan dan Daniel memilih untuk melanjutkan sekolah  di Jerman. Sedangkan  Rangga telah sembuh dari kelumpuhannya  dan sekarang telah menjadi seorang pengacara yg sangat handal dan begitu terkenal.
“sayang apakah waffleku sudah siap?” Tanya Rangga pada Riana yang sedang meghiasi waffle dengan saus strowbery
“ kau memang tidak pernah sabaran Rangga’ ucap Riana sedikit ketus
Rangga tersenyum lalu berjalan menuju Rafael yang sedang bermain. “sayang lihatlah ibumu memarahi ayah, sepertinya kau harus membela ayahmu” ucap Rangga seolah sedang mengadu pada anak yg baru berumur 2 tahun.
“berhentilah bertindak kekanak-kanakan Rangga” sela Riana sambil membawa sepiring waffle lalu memberikannya kepad Rangga “makanlah dulu aku akan memandikan Rafael”
“sayang… biarkan aku makan bersama keluarga kecilku,, lagi pula ini masih jam 7” ucap Rangga lalu duduk bersila dilantai dekat anaknya dan memakan wafflenya.
“ya baiklah,,, perkataanmu memang selalu mau dituruti seperti saat kita memberikan nama kepada Rafael” Riana menatap rangga.
“ bukankah itu bagus? Rafael memiliki huruf dpn yang sama dengan Kita, ‘R’ lagi pula aku hanya ingin mengikuti apa yang dilakukan oleh kakekmu sehingga memberikan nama kepada  semua cucunya dengan awalan R, dimulai RIsal, Reza, Raditya, kau, dan 2 sepupumu lagi” ucap Rangga sambil mengunyah waffle dimulutnya.
“baiklah, sepertinya aku memang tidak akan menang jika  berdebat dengan pengacara  handal seperti Tuan Rangga Revano” ucap Riana dengan nada sedikit ketus “aku harus segera memandikan Rafael sebelum dokter Nadin berangkat ke Kanada jam 9 nanti, dan kau juga harus segera mandi Rangga” Riana lalu menggedong Rafael dan membawanya ke kamar mandi.
Rangga hanya mengangkat bahu lalu meneruskan untuk menghabiskan sarapannya.
*****
“aduh” Riana memegang bahunya
“oh maafkan saya, saya tidak melihat anda,” ucap wanita yang sedang berusaha untuk menggendong anaknya
“Tiara…. Kau?” Riana kaget ketika milhat wanita yang menabraknya adalah teman SMAnya dulu
“hey Riana kebetulan sekali kita bertemu di sini, apa yang kau lakukan?” Tanya Tiara
“aku sedang mengantarkan Rafael, sepertinya dia flu, kau sendiri dan itu siapa?” Riana melirik ke arah anak yg digendong Tiara
“oh ini Sarah anakku, kami sedang berlibur, tetapi tiba-tiba saja sarah muntah-muntah” jelas Tiara ‘kau sendiri?” sambung tiara
“oh tidak, aku bersama Rangga, itu dia” sambil menunjuk ke arah Rangga yg sedang berjalan menuju mereka. “kau sendiri?” Tanya Riana
“oh aku, tentu dengan suamiku” Tiara tersenyum
“suami?” Riana mengernyitkan kening, oh ya siapa gerangan laki-laki yg beruntung memperistri model secantik Tiara.
“sayang, bagaimna? Kau sudah bertemu dengan dokter?” ucap  lelaki yang baru saja berdiri di belakang Tiara.
“belum sayang” Tiara kemudian tersenyum ke arah laki-laki itu, kemudian laki-laki itu berjaln ke dpn Riana.
“Riana?” laki-laki itu tersenyum “pantas saja kau tadi aku melihat Rangga di depan rumah sakit, tetapi aku tidak sempat menegurnya karena sepertinya ia sedang menerima telpon”
“oh hy Daniel, ” sapa Riana. Setelah lama tidak melihat Daniel ternyata laki-laki itu berdiri di depannya “ku kira kau melanjutkan sekolah di Jerman” Riana kembali bertanya.
“ya 1 tahun setelah itu aku kembali lagi, karena Papaku ingin aku masuk keperusahaannya” jelas Daniel
“sayang apakah sudah selesai? Aku harus segera berangkt menemui klienku” Tanya Rangga yang baru saja sampai “oh Daniel, lama tak bertemu dengnmu” Rangga tersenyum kepada Daniel lalu menjabak tangannya
“ya aku juga” Daniel membalas senyum Rangga.
“bagaimana sayang?” Rangga kembali bertanya pada Riana
“ sudah sayang, aku sudah selesai” jawab Riana
“kalau begitu kami pergi duluan, kapan-kapan kita harus bertemu disuatu tempat sebelum kau meninggalkan kota Medan” ucap Rangga kemudian Rangga dan Riana pergi dan melambaikan tangan ke arah Daniel dan Tiara.

»»»»»TAMAT«««««

Tidak ada komentar:

Posting Komentar