Label

Jumat, 07 Agustus 2015

Let Your Heart Choose Part 5

Rangga duduk bersila diatas sofa lembut di ruang tamunya sambil menghadap ke arah Macbook di depannya, ia sedang mengerjakan makalah yang diberikan oleh prof. Iskandar yang membawakan materi hukum tata Negara. Rangga kemudian mengambil secangkir coklat panas diatas meja, pilihan rangga begitu tepat memilih coklat panas dan  sepiring waffle yang dilumuri oleh saus strowbery sebagai sarapan paginya. Setelah menyerup coklat panas itu ia kemudian kembali menatap ke arah macbook dan membiarkan jari-jarinya sibuk diatas sana.
hari ini kau tak ada kuliah?” Tanya wanita yang berdiri di samping Rangga dengan lembut sambil memegang pundak RanggaRangga lalu menoleh ke belakang kemudian mendongak untuk melihat wajah wanita tersebut “tidak” rangga kemudian tersenyum lembut“kau sedang mengerjakan apa?” wanita itu bertanya kepada Rangga walaupun sudah jelas Rangga sedang mengerjakan sebuah makalah.“aku sedang membuat makalah” Rangga kemudian kembali kearah macbooknya kemudian mematikannya.“kelihatannya adikku ini sama sekali tidak menyentuh wafflenya” Kak Ani melirik kea rah waffle yg masih utuh di atas meja “apakah kau tidak mau?” ucap kak Ani dengan nada merayu, padahal ia tahu kalau adiknya itu sangat menyukai waffle. Spontan Rangg langsung mengambil piring yang berisi waffle itu lalu melahapnya “tentu saja aku mau” ucap Rangga dengan waffle yang masih ia kunyah. Kak Ani terkekeh geli melihat tingkah laku adiknya. Wanita itu sangat menyayangi adik laki-lakinya itu, walaupun terlihat jelas Rangga tidak suka di manjakan, tetapi jika berhadapan dengan kak Ani Rangga selalu saja memperlihatkan sisi lemahnya, Rangga juga menyayangi kakak perempuannya yang sekarang sudah berkeluarga, dan memiliki seorang putri yang sangat cantik sama seperti ibunya.“bagaimana hubunganmu dengan Riana?” kak Ani melihat ke arah adiknya“baik, bahkan terlalu baik untuk dikatakan baik” Rangga kemudian tersenyum lebar“ya, kakak menyukai Riana dan kakak ingin Riana menjadi adik ipar kakak, kakak harap kau tidak mengulangi kesalahanmu lagi” tukas kak Ani dengan Jelas dan dengan nada sedikit mengancam. Sontak ekspresi Rangga langsung berubah mendengar kalimat yang diutarakan oleh kakaknya. “aku mengerti kak dan aku tau itu adalah kesalahan yang paling fatal yang pernah aku lakukan” Rangga meletakkan piring yang sudah kosong ke atas meja “ kalau saja saat itu aku kehilngan Riana karena kelakuan bodohku itu, kakak mungkin tidak akan melihatku sekarang berada di depan kakak” ucap Rangga dengan nada menyesal.“kau mecintainya?” Kak Ani menatap dengan tanda Tanya dimatanya“tidak kak, aku tidak mecintainya” jawab Rangga tenang tetapi tak ada tanda jika ia sedang bercandaKak Ani mengernyitkan kening “lalu,, kenapa kau tidk inginkehilngan Riana? Apakah kau mempertahankannya hanya karena rasa bersalah? Kau tidak bisa melanjutkan hubungan dengan rasa bersalah, itu adalah dasar yang sangat rapuh” ucap kak Ani memperingatkan Rangga“tidak kak” Rangga tersnyum lembut mengetahui arti dari kata-kata kak Ani tadi “Aku menyayangi Riana bukan mecintainya” ucap Rangga lalu tersenyum kembaliKak Ani tersnyum bahagia mendengar ucapan Rangga barusan, Ia kemudian beranjak pergi dari Rangga “kakak akan selalu mendukungmu” kak Ani mengelus kepala Rangga lalu berjalan ke arah anaknya yg sedang menghamburkan seluruh mainannya di laintai.“knp kau tidak mnelpon Riana?” Tanya kak Ani dari kejauhan yg sedang berusaha membereskan mainan anaknya, walaupun kemudian mainan tresbut  di lemparkan  lagi oleh anaknya.“ mana mungkin aku menghubunginya sekarang kak? Dia pasti masih di sekolah” jelas Rangga“oh iya kakak hampir lupa kalau pacarmu itu siswi kls 3 SMA” kak Ani tertawa mengejek“ walaupun bagitu sikapnya lebih baik dari 1000 wanita dewasa, oh tidak lebih tepatnya tidak ada yg bisa menandinginya” ucap Rangga dengan bangga. Kak Ani hanya tersyum mendengar perkataan Rangga yang begitu membanggakan kekasihnya.“tapi sepertinya kau sangat ingin menelponnya Rangga” kak Ani kembali mengejak Rangga. Bagimana tidak baru semalam Rangga pulang Dari Bandung menemui Riana tapi sepertinya dia masih menyimpan rasa Rindu yang amat sangat banyak di hatinya.“entahlah kak, gadis mungil itu selalu membatku merindukannya” Rangga kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kea rah anak kak Ani lalu menggendongnya menuju taman.*****Riana melangkah keluar kelas setelah pelajaran hari ini selesai, beruntunglah hari ini siswa SMA N 1 bandung di liburkan karna para guru dan staf akan mengadakan rapat kerja.“Riana apakah hari ini kau ada acara?” Tanya Daniel yang berusaha megejar Riana dari belakang“tidak, mungkin aku hanya akan menghabiskan waktu di ruang bacaku, sampai mendapat tlpn dari Rangga” ucap Riana enteng.Jelas sekali dari wajah Daniel, disana terpampang raut kecewa ketika Riana menyebut nama Rangga, namun apa yg harus dia lakukan? Riana adalah kekasih Rangga dan Daniel tidak ingin Riana menghindarinya lagi, itu sangat menyiksa batinnya.“ jika akau mengajakmu keluar hari ini, apakah kau mau?” tanya Daniel kepada Riana yg tetap menatap ke depan“memang kita akan kemana?” kemudian Riana mendongak ke arah Daniel yang berjalan begitu tinggi disampingnya.“mungkin kesebuah tempat yang akan menyenangkan untukmu,  aku dengar ada buku baru di Gramedia, mungkin saja kau tertarik” jelas Daniel. Tentu saja setelah mendengar  ucapan Daniel mata Riana langsung berbinar dan terlihat sangat bersemangat  “baiklah, tapi aku harus pulang terlebih dahulu, setelah itu kau bisa menjemputku di rumah” Riana kemudian masuk kedalam mobil jazz putihnya.“aku akan menjemputmu jam satu siang nanti” ucap Daniel kemudian masuk ke dalam mobil sport merahnya.  Mereka kemudian pergi meninggalkan sekolah.*****“Riana ada seorang lelaki tampan menunggumu di depan pintu” ucap mama Riana setengah meledek“ah mama itu sahabatku Daniel, dan aku kira aku sudah menceritakannya kepada mama” Riana menjelaskan“ oh ya, Dialah lelaki berdarah Jerman itu? Pantah saja wajahnya begitu tampan, dan mata birunya itu, sepertinya kau suka” ucap mama Riana kembali meledek anaknya.“mama sudahlah, sekarang aku harus pergi, sebelum buku baru yang diucapkan Daniel habis” Riana menyalami tangan mamanya kemudian menghampiri Daniel. Sesampainya di depan Daniel ternyata lelaki itu berhasil megalihkan pandan Riana dengan baju kaos putih lalu kemeja hitam diluar dan lengannya di gulung rapi, dan juga celana jeans hitam yang dikenakan lelaki itu tampak begitu erat membungkus kakinya. Riana baru saja menyadari bahwa lelaki yang sekarang berada dihadpannya benar-benar tampan. Dan tampaknya Daniel juga menyukai gaya Riana, namun sebenarnya Riana hanya berpenampilan sederhana dengan kemeja putih yang agak longgar serta celana jeans abu-abu. Tetapi Daniel tak bisa lepas dari pemandangan yang ada di depannya, apalagi ditambah dengan rambut panjang Riana yang dibiarkan terurai.“sudah siap?” Tanya Daniel berusaha membuka percakapan“ seperti yang kau lihat” Riana mengedipkan sebelah matanya.“baiklah, kita berangkat sekarang karena sepertinya kau akan mencakarku bila kita sampai datang terlambat” Daniel kemudian terkekeh.Akhirnya mereka sampai ke Gramedia salah satu tokoh buku yg besar di Bandung tempat Riana biasa membeli buku-buku yang diinginkannya.Riana kemudian menuju ke arah karyawan yang sedang berusaha merapikan beberapa buku yang tertata tidak beraturan disebuah rak kaca.“apakah benar ada buku baru yang masuk?” Tanya Riana kepada karyawan tersebut“ ya nona ada beberapa judul buku yang baru masuk kemarin dikirim langsung dari luar negeri, dan semua merupakan buku bestseller” ucap karyawan tersebut dengan ramah “ silahkan anda berjalan ke sebelah sana nona, di sana kami meletakkan buku-buku tersebut” karyawan tersebut kembali tersenyum.“terimah kasih mbak” ucap Riana kemudian diikuti oleh Daniel. “sepertinya karyawan itu memperhatikanmu” ucap Riana meledek. “biarka saja” kemudian Daniel tersenyum dan sedikit melirik ke arah karyawan wanita tadi. Memang benar karyawan tersebut memperhatikan Daniel, siapa yang bisa menahan untuk tidak memperhatikan lelaki setampan Daniel.“sepertinya kau sangat bersemangat Riana” tukas Daniel sambil melihat beberapa buku.“ya tentu saja, semua buku ini adalah buku-buku bestseller” wajah Riana sungguh sangat senang.“liahtlah buku ini, judulnya sedikit aneh, Kambing Jantan” kata Daniel sambil meperlihatkan buku tersebut kepada Riana.Riana melirik sebentr lalu kemudian sibuk lagi mencari buku yg baginya menarik  “oh buku itu hasil karya dari Raditya Dika, aku sudah memilikinya, dan itu sedikit humor dan kurasa kau perlu untuk membacanya agar kau bisa mengembangkan sedikit tawa di wajahmu itu” ucap Riana sambil terus mecari buku yang menarik.“baiklah sepertinya aku akan membeli buku ini” ucap Daniel enteng kemudian bersandar pada rak kaca  sambil memegang buku  karangan Raditya Dika tersebut.“ sepertinya ini menarik” akhirnya Riana mendapatkan buku yg menarik baginya“apa judul buku itu? Sepertinya sedikit tebal” Daniel mengernyitkan kening. Riana memang benar-benar kutu buku batinnya dalam hati.“buku ini berjudul The Pale King, dan buku ini ditulis  oleh satu penulis terkenal yaitu David Foster Wallace, tapi setauku dia bunuh diri pada tahun 2008, terus kenapa bukunya baru sampai kesini” Tanya Riana sedikit bingung.“mungkin saja Buku ini diterbitkan ketika David telah minggal, dan soal sampai kesini memang aku rasa butuh waktu lama sebelum buku ini terjual habis di Negara asalnya” ucap Daniel menerkah.“em yaya, aku tak peduli soal itu, yang penting aku sudah mendapat  1 lagi koleksi buku di ruang bacaku” Riana tersenyum“dan sepertinya buku itu mahal” Daniel menambahkanRiana tertawa lalu kemudian berkata “aku tak pernah memperdulikan harga Daniel, informasi yg ada dalam buku-buku yang aku beli tidak akan sebanding dengan uang”“oh ya baiklah, dan biarkan aku yg membelikannya untukmu” Daniel kemduian mengambil buku dari tangan Riana lalu menuju ke meja kasir untuk membayar kedua buku ditangnnya. Gerakan Daniel begitu cepat sehingga Riana tidak sempat untuk menolak.“dasar kau selalu saja bertingkah seenak perutmu” Riana memukul pinggang Daniel “tetapi Terimah kasih” Riana tersenyum, mereka kemudian menuju tempat makan lalu duduk disalah satu meja kosong.“karena kau sudah berbaik hati membelikanku buku itu,sekarang aku yg akan mentraktirmu makan” ucap Riana“Tidak, hari ini aku yang mengajakmu jalan-jalan dan itu artinya hari ini aku yang mentraktirmu sepenuhnya” Ucap Daniel enteng lalu meletakkan buku yg di atas meja.“well,, its up to you” Riana menyerah, toh kalau pun Riana memaksa itu tidak akan berguna.“baiklah kau mau makan apa?” Tanya Daniel
“aku mau spaghetti Bolognese” jawab Riana sambil memainkan ponselnya“minumnya?” Daniel bertanya lagi sambil membuka buku menu“mungkin jus Alpukat denga sedikit coklat” jawab Riana.“baiklah bawakan kami 2 porsi spaghetti blognese dan 2 gelas jus alpukat” ucap Daniel kepada pelayan yg sedari tadi berdiri disampingnya.“ makanan dan minuman yang sama ?” Riana mengangkat sebelah alisnya“ kenapa? Tidak ada salahnyakan?” Daniel merogoh sakunya untuk mengambil ponsel“ ya memang tidak ada salahnya, lalu untuk apa buku menu yang sedari tadi kau bolak-balik?” ucap Riana lalu tersenyum miringDaniel hanya tersenyum mendengar ucapan Riana “sepertinya kau sangt sibuk dengan ponselmu itu” Daniel meletakkan ponselnya di meja “apakah kau sedang texting dengan Rangga?” Daniel mengerutkan kening.“oh tidak, aku sedang bermain game” ucap Riana dengan terus melihat kearah ponselnya“game? game apa?” Tanya Daniel “lalu sejak kapan kau tertarik untuk bermain game?” Daniel menambahkan.“aku sedang bermain Temple Run, ini sangat menyenangkan” Ucap Riana lagi tanpa sedikitpun berpaling dari ponselnya.“oh” Daniel kemudian bersandar di sandarac kursi, menunggu pesanan mereka datang.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar