Label

Kamis, 06 Agustus 2015

Let Your Heart Choose Part 1

Riana sedang asyik membaca  komik ketika ponselnya tiba-tiba berdering, dia memang tipekal cewek yang sangat suka membaca dan akan melahap semua jenis buku yang ada dihadapannya seperti seekor harimau kelaparan yg melahap mangsanya., dengan sigap Riana terperanjak dari duduknya dan segera menjawab telponnya yg sedari tadi meraung-raung seperti bayi yang kehausan,
“ya sayang” jawab riana penuh rasa senang, itulah yang sering diucapkan pertama kali ketika Riana menjawab tlpn dari kekasinya itu
“ apakah kau akan selalu menghangatkan telingaku dengan kata-katamu itu?” jawab seorang lelaki di seberang sana
Riana sedikit tertawa kecil  sebelum kemudian menjawab pertanyaan Rangga
“ dan apakah kau juga akan terus mengucapkan kalimatmu itu?”
“ ya mungkin saja jika kau juga terus mengatakan kata-kata pencuri hatimu itu” Rangga menjawab dengan nada sedikit merayu
“ah… sudahlah sampai kapan kau akan terus merayuku?”  ucap Riana
“ya baiklah,” Rangga menjawab dengan nada menyerah kapada gadis yang sangat disayanginya
“ bisakah kau memberiku sebuah kecupan?” Riana mengatakannya dengan nada yang sangat manja
“ mmmuaacchh,, ku rasa itu sesuatu yang tidak akan bisa aku tolak sayang” Rangga menjawab dengan  suara yang sedIkit parau
Riana kembali tertawa kecil mendengar  ucapan yang di lontarkan oleh kekasinya itu.
“ aku sangat menyayangimu” Rangga kembali melontarkan kata-kata yang bisa saja membuat hati Riana melompat keluar pada saat itu juga.
“ ya sayang, begitu juga denganku”  jawab Riana dengan perasaan yang sangat tentram

Riana dan Rangga sudah menjalin kasih selama 1 tahun, mereka begitu saling mencintai dan entah kenapa kedua pasangan itu merasa sesatu hal yang sangat berbeda, walaupun demikian kisah mereka tidaklah sebahagia kisah kebanyakan sepasang kekasih yang ada dalam sebuah dongeng, Riana dan Rangga harus menghadapi kenyataan bahwa mereka menjalin hubungan jarak jauh,  walaupun demikian hal itu tidak mengahalangi cinta dan kasih sayang yang tumbuh dihati mereka masing-masing, dan sampai sekarang mereka tetap pada pendirian mereka bahwa mereka akan menikah dan mempunyai anak kemudian kembali ke Tangan sang maha pencipta yang telah mentakdirkan mereka untuk bersatu.
Riana adalah gadis berusia 17 tahun yang berparas manis tidak bisa dikatakan cantik tetapi setiap lelaki yang berhadapan dengan senyumnya pada akhirnya akan menaruh hati kepadanya, selain itu dia juga termasuk gadis yang cerdas dan tidak pernah melewatkan  peringkat terbaik di sekolahnya, Riana berdomisili di Bandung dan tinggal bersama keluarga besarnya yang begitu terpandang di daerah tempat tinggalnya,  dan itulah sekilas tentang  Riana Anastasya. Sedangkan Rangga adalah mahasiswa lulusan Universitas Sumatera Utara jurusan Hukum berumur 24 tahun dan sekarang sedang melanjutkan program S2 di universitas yang sama. Wajah Rangga sangat mirip dengan orang Arab, dengan alis yg tebal dan hitam dan juga rambut hitam membuat wajah Rangga sangat menawan. Memang perbedaan usia mereka terpaut terlalu jauh namun hal itu justru membuat mereka begitu sangat serasi dan saling mengimbangi, sikap Riana yang terlalu kekanak-kanakan dan sikap Rangga yang begitu posesif dan sangat dewasa membuat mereka benar-benar seperti sepasang kekasih yang sangat sempurna. Bagi mereka perbedaan tidak akan ada artinya jika keduanya dapat saling menjaga hati dan mempercayakan takdir ini terbaik dari Tuhan yaitu akan menyatukan mereka.
“bisakah hari ini kau bersamaku?” Tanya Rangga kepada Riana
“tentu saja sayang kenapa tidak?” Riana menjawab dengan penuh keyakinan “ dari nada suaramu sepertinya kau merindukanku” Riana mencoba menggoda
Rangga tertawa geli sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Riana “ Ya sayang, apa yang bisa membuatku dapat bertahan tanpa mendengar suaramu yang sudah seperti oksigen yang harus setiap saat menyuplai tubuhku” Rangga menjawab tak kalah menggoda
“sepertinya aku benar-benar terjatuh dalam dan terperangkap di hatimu sekarang, dan apakah sekarang kau sudah senang?” Riana bertanya dengan nada menyelidik
“ tidakkah itu bagus? Mengingat tidak akan ada yang dapat membebaskan dan merebutmu dariku” Rangga kembali tertawa kecil berusaha menggoda gadis impiannya itu.

Riana dan Rangga terus menerus dalam keadaan menelpon yang sudah menjadi kebiasaan mereka berdua, entah sudah berapa banyak uang dan pulsa yang terbuang sejak mereka pertama berkenalan hinggan sekarang, mereka sudah terbiasa telponan hingga mereka tertidur  dan bangun akan terbangun jika telpon terputus kemudian menelpon lgi dan kembali tidur. Ya memang terasa konyol tapi itulah yang dijalani Riana dan Rangga yang tidak dapat terlepas dari ponsel mereka masing-masing.
*****
Hari  rabu selalu menjadi hari yang paling Riana sukai dimana pada hari itu adalah hari pelajaran favoritnya, Riana berangkat ke sekolah dengan mengendarai  mobil berwarna putih dan untuk pertama kalinya Riana diizinkan untuk membawa kendaraan sendiri mengingat baru 2 bulan yang lalau Riana menginjak usia 17 tahun. Kalau soal kemahiran menyetir Riana sangatlah mahir karena dia sudah belajar menyetir mobil saat duduk di kelas 2 SMP namun karena usia dan keluarga  Riana sangat menjunjung tinggi peraturan oleh sebab itu baru kali ini dia dapat mengendarai mobil sendiri. Riana memarkir mobil dan kemudian berjalan menuju ke kelasnya.
“ehmm” seseorang di belakang Riana “apakah tuan putri ini telah mendapatkan mobil baru?” dengan nada sedikit meledek sosok itu berjalan kearah Riana
“ahh,,, kau mengagetkanku saja,” Riana menatap lelaki itu walaupun harus bersusah payah mendongak karena lelaki itu begitu tinggi jika di bandingkan dengan Riana
“hahaha, benarkah? Aku rasa tidak begitu,,” jawab lelaki itu
“itu bukan mobil baru, mobil itu telah lama aku miliki Cuma karena baru sekarang  aku diizinkan mengendarai mobil itu” Riana mencoba menjelaskan “ ya…. Kau tau sendirilah bagaimna kakekku sangat menjunjung tinggi sebuah peraturan” lanjut Riana.
“hahaha” Daniel tertawa geli mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Riana
“ku rasa sudah cukup kau menahan jalanku, aku harus segera menyimpan tas dan buku-bukuku”
“baiklah tuan putri, tetapi izinkan aku untuk membantumu”
“hemm” Riana mengangkat bahu lalu kemudian memberikan tumpukan buku-buku yang sedari tadi dia peluk.
Riana memang sudah terbiasa membawa berbagai macam buku ke sekolah apalagi di saat hari dimana mata pelajaran favoritnya, Riana pasti akan membawa 2 kali lipat buku lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa.
“bagaimana hubunganmu dengan Rangga?” Tanya  Daniel kepada Riana
“ hahh? Kami baik-baik saja, ada apa?” jawab Riana sembari mengunyah keripik kentang di mulutnya
“tidak, aku hanya memastikan dia tidak membuatmu menangis lagi” sembari menatap Riana dengan penuh arti
“Daniel,, kami sudah setahun menjalin hubungan dan kami baik2 saja, pertengkaran dalam sebuah hubungan ku rasa itu adalah sebuah taburan bunga yang melengkapi suatau hubungan, jadi aku rasa biasa-biasa saja jika aku menangis, lagian kau tau sendiri watakku ini, aku termasuk seorang gadis yang amat cengeng” jelas Riana
“ya, bahkan ketika digigit semut kau menangis seperti habis dipukuli” Daniel membenarkan “ tetapi Riana…”
“ apa Daniel?”
“ Bisakah kau tidak menangis lagi?” Daniel menatap Riana tajam
“ hahaha…… pertanyaanmu itu  saja sama dengan Rangga, tetapi baik kau ataupun Rangga aku tidak dapat dapat berjanji untuk tidak meneteskan air mata, ya terimah saja itu sebagai ciri khas dari Riana Anatasya” jawab Riana tanpa sedikit pun berbalik kearah Daniel.
“yahhhh… baiklah” Daniel menghela napas dan menatap ke depan “kenapa harus Rangga?” Tanya Daniel tiba-tiba”
“hahh? Ada apa?” Tanya Riana mencoba memperjelas
“tidak,, lupakan saja ku rasa kau harus berhenti bicara sebelum keripik itu membuatmu tersedak” kata Daniel sembari merangkul Riana dengan lembut “Kenapa harus Rangga yang kau pilih Riana, tidakkah kau bisa melihat ke arahku?” kata Daniel dalam hati “Riana, aku akan tetap menunggumu, dan hati ini tak akan pernah bisa melepaskanmu, bahkan jika kau tetap bersama Rangga, aku akan melanjutkan hidupku dengan kau di hatiku” Daniel kembali berbisik ke dalam hatinya.
Sudah sejak dari kelas 1 Daniel dan Riana bersahabat bahkan sebelum Riana berkenalan dan menjalin hubungan dengan Rangga, namun Riana tak pernah bisa menangkap perasaan Daniel terhadapnya. Dan sekarang Daniel sudah terlambat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Riana, dia lebih memilih memendam perasaannya dibandingkan harus membayangkan jauh dari sisi Riana.
Daniel adalah ketururanan campuran Indonesia dan Jerman oleh karena itulah dia memiliki wajah yang begitu memukau dengan mata berwarna biru laut, rambut hitam dan kulit yang bersih bagi kabanyakan cewek-cewek hal itu merupakan paduan yang sangat sempurna, selain itu Daniel memiliki tinggi badan 178 di atas tinggi rata-rata siswa laki-laki di sekolahnya. Sudah begitu banyak gadis di sekolahnya yg menaruh hati padanya termasuk model cantik yang bernama Tiara yang bahkan bisa di bilang seperti bidadari, namun Daniel telah menaruh hati kepada gadis kecil yang berada di sampingnya. Gadis yang selalu membuatnya tertawa riang dan sekaligus memompa jantungnya.
*****
Setelah menghabiskan makanannya Riana dan Daniel kembali ke ruang kelas sambil bergandengan tangan,persahabatan mereka sangat dekat jadi tidak bisa di salahkan jika ada beberapa oknum yang mengatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
“ ada apa denganmu? Wajahmu muram seperti akan bertemu dengan hari kiamat” ledek Riana
“ kau tau sendirilah, siapa yang akan masuk setelah ini” Denial menjawab dengan nada malas
“ hahahaahaha” Riana tertawa terbahak-bahak” oh iya,,,,, dan aku rasa aku harus menyiapkan tutup telinga” jawab Riana dengan nada meledek
“siang anak-anak” kemudian terdengar suara wanita  muncul dari pintu
“ siang ibu” jawab siswa serentak
“ ehm.. selamat ya sayang…” Riana berbisik kearah Daniel dengan nada mengejek kemudian terkekeh.
Hal itulah yang sering dilakukan Riana jika Ibu Ninda guru matematika itu masuk ke kelas, wanita setengah baya tersebut belum menikah dan bisa di bilang dia menyukai berondong. Dan bukan hal sulit bagi Riana untuk mengganggu Daniel karena meraka duduk berdekatan, dan hanya merekalah yang duduk berpasangan di kelas tersebut dan itu pula ya g sering mengundang rasa cemburu gadis-gadis di dalam kelas, termasuk wanita setengah baya yang sekarang ada di hadapan mereka.
“ hai Daniel, bagaimana kabarmu?” tanya bu Ninda dengan nada merayu
“ba.. baik bu” jawab Daniel
“wajahmu begitu pucat, apakah kau sakit?” bu Ninda mendekat dan memegang dahi Daniel
Dengan spontan Daniel mundur “tidak bu, saya tidak sakit” jawab Daniel terbatah-batah “huff… bagaimna mungkin wajahku tidak pucat jika berhadapan dengan mahkluk menyeramkan sepertimu” kata Daniel dalam hati.
Tanpa sadar Riana tertawa melihat tingkah laku sahabatnya itu.
*****
“apa kau sangat senang hari ini tuan putri?” pertanyaan itu menyambar begitu saja dari mulut Daniel
“haha, tidak,, aku tidak bermaksud untuk menertawakanmu tadi” jwab Riana sambil mengulum tawanya
“ahh,, wajah sumringahmu itu tidak bisa berbohong Riana,, sepertinya aku harus membolos ketika giliran pelajaran bu Ninda” Daniel berbicara dengan sedikit jengkel.
Riana hanya terkekeh mendengar Pengakuan dari sahabatnya itu, mereka berdua lalu berjalan menuju tempat parkir. Riana dan Daniel pun masing-masing memasuki mobil mereka.
“aku harap malam ini kau tidak bermimpi buruk Daniel” ejek Riana dari dalam mobilnya dengan sedikit berteriak
“aku berharap tidak” ketus Daniel “ aku lebih memilih untuk memimpikan orang yang aku sayangi Riana” teriak Daniel kearah mobil Riana yg mulai berjalan mundur dari parkiran
“ ah ya sebaiknya begitu, karena aku tidak ingin tiba2 kau menelponku karena ketakutan” kemudian Riana tertawa mengejek
“ kalau akan seperti yg kau katakan tadi, aku lebih memilih untuk bermimpi buruk mengingat ponsel mu selalu sibuk jika dihubungi” jelas Daniel
“ haha, benar juga karena aku akan selalu sibuk bersama Rangga” jawab Riana dengan penuh semangat tanpa mencerna arti dari kalimat Daniel sebelumnya. Kemudia dia berpamitan dengan Daniel lalu memacu mobilnya meninggalkan halaman parkir tersebut.
“kenapa yang ada dipikiranmu selalu Rangga, Riana?” dengan agak sedikit kecewa Daniel pun meninggalkan halaman parkir tersebut.
*****
Setelah makan siang Riana memilih untuk membaca novel yang baru saja ia beli sepulang sekolah tadi. Riana memang sangat senang membaca apalagi dikala senggang dia senang mengisi waktunya untuk membaca hiburan, terlepas dari buku tebal yg selalu ia jinjing ke sekolah, bersyukur Riana dilahirkan sebagai anak orang kaya jadi dia dapat memenuhi hasratnya untuk membeli semua jenis buku yang ia inginkan di mulai dari novel, komik, buku pelajaran, buku sastra, dan bahkan dia mengoleksi buku encyclopedia, dan semua buku-buku itu tertata rapi di ruangan bacanya yang bagaikan perpustakaan mini. Dan hampir semua buku yang ada di ruangan tersebut telah ia baca, mengingat Riana merupakan orang yang akan langsung membaca habis buku yang baru dia beli ketimbang menyimpannya di rak, dia bahkan biasa menghabiskan hari liburannya untuk tetap membaca. Namun anehnya dari penampilan Riana sangatlah jauh dari kesan kutu buku, dia bahkan memiliki tubuh yang sangat terawat dengan senyum manis yg selalu bisa mencuri hati setiap lelaki yg melihatnya, di lengkapi dengan rambut hitam pekat  yg menjuntai panjang hingga kepinggangnya. Dan juga dia tidak memakai kacamata seperti kebanyakan kutu buku yang ada,  mungkin karena garis keturunannya yang memiliki mata yang sehat.
“apa aku harus meneruskan bacaan ini atau segera menelpon Rangga?” Tanya Riana pada dirinya “ahh sebaiknya aku melanjutkannya, toh belum tentu Rangga kali ini tidak sibuk”
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar