Label

Jumat, 07 Agustus 2015

Let Your Heart Choose Part 2

“ahhhh…. Apa yang sedang dilakukan Riana?” Ringga mendesis kesal, dan kemudian melirik ponsel yang ada di tangannya “jika memang dia sibuk, dia kan bisa menghubungiku”
Rangga sudah sedari tadi menunggu kabar dari Riana, dia juga tidak berani untuk menghubungi Riana duluan karena takut mengganggu gadis tersebut, tetapi sebenarnya jam segini belum masuk jadwal dia saat mereka akan mulai bermesraan melalui telpon, tetapi entah kenapa yang dirasakan Rangga hari ini begitu berbeda, begitu pulang kuliah dia selalu menatap kearah ponselnya dan sepertinya ada rasa rindu yang begitu menggabu-gebu di dalam sana.

“well, Riana kau berhasil menguji kesabaranku” Rangga kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi Riana
“ ya sayang” suara lembut itu akhirnya menenangkan seluruh saraf Rangga yang sedang di landa demam rindu
“ku kira kau sudah melupakanku” ketus Rangga dengan nada  yang sedikit ngambek
“bukankah ini belum waktunya?” Tanya Riana
“ya aku tahu”
“ atau mungkin kau sudah begitu kangen terhadapku sayang?” ledek Riana
“ ahh ya kau berhasil sayang, kau berhasil membuatku seperti orang gila setengah hari ini” jelas Rangga
Riana terkekeh kemudian menjawab “ya ku rasa memang tidak ada yang bisa lepas dari pesonaku”
“ ya aku tahu itu,” Rangga membenarkan “hati ini benar-benar telah membeku dan sebelum hati ini membeku kau  telah barada di dalamnya” ucap Rangga setengah berbisik.
“aku menyayangimu” uangkap Riana
“ ya sayang akau juga sangat menyayangimu, dan apakah kau ingat Riana?”
“ apa sayang?” Tanya Riana mencoba memperjelas
“ 2 hari lagi tanggal 13”
“ oh ya, aku ingat, aku telah menunggu-nunggu saat itu, saat dimana akau bisa memelukmu erat” sambut Riana dengan nada suara yang sangat riang.
“ ya sayang 2 hari lagi aku akan kesana, seperti bulan-bulan sebelumnya, menemui calon istriku, milikku yang paling berharga” ucap Rangga dengan penuh rasa sayang.
Sepasang kekasih itu benar-benar sangat bahagia dan tidak sabaran menanti hari pertemuan meraka yang akan diselimuti oleh rasa rindu yang sangat tebal. Sudah menjadi kegiatan rutin mereka menyusun waktu setiap bulan untuk bertemu, Karen tidak mungkin Rangga ataupun Riana memutuskan untuk pindah melanjutkan pendidikan mereka sedangakn mereka sama-sama telah berada pada titik yang sangat penting. Jadi mereka lebih memilih untuk menyusun pertemuan setiap bulan untuk mengurangi rasa rindu mereka. Dan setelah Riana tamat SMA riana akan akan mengurus dan melanjutkan kuliah di Medan, tempat Rangga berdomisili, dan itu tidak lama lagi mengingat Riana sekarang telah menginjak kelas 3 yang segera akan menghadapi Ujian Nasional. Ya sepasang kekasih seperti tak tertahankan, mereka begitu sangat menyayangi dan akan berkorban apapun untuk kelangsungan hubungan mereka bahkan harus membuang uang banyak sekalipun hanya untuk bertemu setiap bulannya.
“aku ingin segera bertemu dengamu” ucap Riana memecah keheningan
“begitu pula denganku, aku tak sabar untuk memeluk tubuh mungilmu itu” kemudian Rangga terkekeh
“apakah sekarang kau mencoba untuk mengejekku?” selidik Riana
“oh tidak, tentu saja tidak, hanya saja…” Rangga menghela nafas
“ hanya saja apa Rangga?”
“hanya saja aku terlalu menyayangimu” ucap Rangga bagitu lembut melewati telinga Riana
“ Rangga..”
“ya sayang, knp?”
“apakah kau ingin memiliku?”
“sangat Riana, aku bahkan ingin segera menikahimu, tapi umur saat ini belum bisa Riana” Rangga kembali menghela napas “lagi pula aku akan di tuding menikahi anak di bawah umur” Rangga melanjutkan dengan nada mengejek.
“memangnya siapa yang meyuruhmu untuk memacariku?” ketus Riana
“tidak ada Riana, Tuhan yang telah mentakdirkan kita untuk bersama dan saling melengkapi” jawab Rangga dengan bagitu  tenang dan lembut.
Hari itu kembali menjadi milik mereka berdua, mereka seakan adalah sepasang kekasih yang bagitu dekat yang sangat saling memiliki. Jarak diantara mereka benar-benar tidak mempengaruhi perasaan sayang diantara mereka, mereka menjalin hubungan dengan rasa sayang yang begitu tulus dari hati mereka masing-masing.
“Riana sayang…” terdengar suara dari balik pintu
“ya ma…..” jawab Riana singkat
“apa yang sedang kau lakukan sayang? Apakah kau mencoba untuk menghabiskan 1 buku lagi hari ini?” Tanya mama Riana sambil membuka pintu pelan
“ ku pikir juga tadi seperti itu tapi ternyata ada yang menyimpan rindu terhadapku”
“ oh ya,, mama tau itu pasti Rangga” ucap mama Riana menegaskan
“ ah ya mama,, tepat sekali” kemudian Riana terkekeh
Mama yang sedari tadi berada di  ambang pintu kemudian berjalan kearah Riana “ nak, bagaimana kalau kau makan malam dulu” sambil mengusap kepala Riana
“ ma sebentar lgi ya..” rengek Riana
“ tidak, sepertinya kau ingin aku berusaha merayumu untuk makan” celetuk Rangga dari balik telpon
“ ah ya ya ya, baiklah raja” Riana mendengus pelan
Mama terkekeh lalu kemudian berkata “bisakah mama berbicara dengan Rangga?”
“oh ya tentu saja mama” sambil memberikan ponselnya.
“Rangga” ucap mama Riana
“ ya tante ada apa?” jawab Rangga
“bisakah tante mempercayakan hati anak tante kepadamu?” ucap mama Riana sedikit mengejek
“ hahaha, tentu saja tante” jawab Rangga sembari tertawa
“ tante rasa tante tidak akan salah pilih” ungkap mama Riana
“ya terimah kasih tante, aku akan menjaga hati putri tante yang telah dipercayakan kepadaku” ucap Rangga meyakinkan
“ada satu hal lagi” nada suara mama Riana tiba-tiba berubah serius
“ada apa tante?” jawab Rangga ragu
“malam ini bisakah tante miminjam putri tante?” tanya mama Riana
Rangga terkekeh “ ya tentu saja, kenapa tidak, mana mungkin Rangga akan melarang seorang ibu untuk bersama putrinya”
“baiklah jadi untuk malam ini kalian jangan telponan dulu ya” ucap mama Riana
“huff, ya sepertinya memang harus begitu” Rangga menghela napas
Mama kemudian mengembalikan ponsel kepada Riana “sayang kalau sudah selesai segeralah turun ke ruang makan, kakek menunggumu” mama kemudian melangkah keluar
“iya mama” jawab Riana, kemudian melanjutkan obrolan dengan Rangga “sayang bagaimana?”
“ ahh yaa sepertinya malam ini aku harus tidur tanpa mendengar suara merdumu itu sayang” jawab Rangga merayu
“hanya malam ini sayang” jawab Riana
“ aku tahu, dan itu artinya malam ini aku  akan kehilangan separuh dari diriku” ucap Rangga setengah berbisik “dan  ku rasa juga malam ini kita…”
“hahaha dasar kau, ,, sudahlah akan  ada banyak waktu lagi untuk kita berdua” ucap Riana sedikit mengejek
“ ya sayang,, dan sekarang kau harus makan sebelum perutmu itu kesakitan lagi” ucap Rangga dengan nada sedikit meyuruh
“ baik komandan, akan aku laksanakan,aku…” sebelum Riana menyelesaikan kalimatnya Rangga kemudian memotong
“sayang, kau tahu kau berharga bagiku kan?” ucap Rangga dengan nada serius
“hu’um” sedikit mengangguk seakan Rangga memperhatikannya dari dekat
“jangan pernah kau meninggalkanku dengan alasan apapun, kecuali jika Tuhan yang memisahkan kita dengan kematian” ucap Rangga lembut
“ ya sayang, aku berjanji”
“ kau salah satu tujuan hidupku Riana, kau yang menguatkanku, aku menyayangimu, dan kau adalah milikku” ucap Rangga menegaskan
“ ya Rangga Revano, Riana Anastasya adalah  milikmu” ucap Riana meyakinkan
“ aku menyayangimu Riana” ucap Rangga dengan penuh kasih sayang
“ aku menyayangimu Rangga”
Kemudian telpon di tutup dan Riana pergi menuju ruang makan sesuai janjinya terhadap mamanya.
*****
“Riana mengapa kau mendominasi hidupku?” Daniel bergumam dan menghela napas, ia duduk di dibangku taman di belakang rumahnya sambil merenung dan memikirkan Riana. Rumah Daniel memang sangatlah luas yang merupakan hasil jerih payah dari ayahnya, yang sekarang memiliki beberapa cabang kantor di Indonesia dan juga di Jerman. Daniel adalah anak Dari Jonathan Stevano pengusaha terbesar di Indonesia yang berdarah asli Jerman yang kemudian menikah dengan Lina Marisa ibunya wanita yang sederhana namun kecantikannya luar biasa memukau, jadi tidak perlu dipertanyakan lagi dimana Daniel mewarisi seluruh ketampanan yang ia miliki. Semua wanita yang meilhatnya mengiginkannya, ya semuanya kecuali wanita yang yang menjadi sahabatnya, wanita yang berhasil memiliki hatinya, wanita yang membuatnya selalu ingin melindungi wanita terebut, wanita itu dialah Riana Anastasya. Namun perasaan yang dimiliki oleh Daniel tidak sama dengan apa yang dirasakan oleh Riana, bagi gadis kecil itu yang ada dihatinya hanyalah Rangga, Rangga Revano.
“ada apa denganmu” Reno menepuk pundak saudaranya .
“ti..tidak” ucap Daniel setengah kaget
“hahahah, kau begitu kaget, jelas sekali kau memikirkan sesuatu, oh tidak lebih tepatnya seseorang” ucapnya merayu
“ya kau tau itu Reno, apa yang bisa aku sembunyikan darimu?  Dasar datektif gadungan” ucap Daniel kepada saudaranya yang selalu saja mengatahui apa yang ada di dalam fikirannya.
“ Riana lagi” Reno mengehla nafas kemudian duduk di depan Daniel.
“ya… tepat sekali” Daniel menyandarkan punggung di kursi lalu meletakkaan kedua tangannya di belakang kepalanya, membiarkan tangannya menopang kepalanya. Daniel melihat kearah sosok di depannya itu yang bagaikan bayangannya yang keluar dari cermin. “sejak kapan kau terlihat begitu mirip denganku?” Tanya Daniel.
“ bukankah kita memang terlahir mirip Daniel?” ungkap Reno
“ ah ya kau saudara kembarku” ungkap Daniel seakan lupa bahwa Reno adalah saudara kembarnya “tetapi tidak seharusnya kau mengikuti gaya rambutku” ketus Daniel sedikit kesal
Reno terkekeh “aku menyukainya” jawabnya ringan
“ ya terserahlah” jawan Daniel pasrah.
Mereka berdua memang terlahir kembar Reno lebih tua 8 menit dari Daniel. Mereka bagaikan pinang yang dibelah dua, sangat mirip dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dan mereka sangatlah kompak dan saling menyayangi rasa diantara saudara kandung karena mereka memang hanya berdua, orang tua mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi demi melindungi kasehatan Ibu mereka. Daniel selalu menceritakan apapun yang dia alami begitu pula dengan Reno, mereka begitu akrab. Dan tidak ada satupun yang bisa disembunyikan diantara keduanya.
“kau masih menyimpannya” tanya Reno
“menyimpan apa?” Daniel balik bertanya tak mengerti”
Reno menghela nafas “perasaan itu, perasaan terhadap Riana”
“ menurutmu? Ku rasa kau sudah tau” Daniel mendengus
“  ya… kau mecintainya, aku tau itu, dan sekarangpun demikian” sela Reno “kau bodoh Daniel, kau menyia-nyiakan kesempatan yang kau miliki dahulu”
“ ya, aku tau dan sekarang aku menyesal, seharusnya waktu itu aku menyadari bahwa aku mencintai Riana, tetapi semua sudah terlambat Riana sudah menjadi milik Rangga sebelum aku menyadari bahwa ada ruang yang kosong di dalam sini yang menanti Riana” ucap Daniel menyesal sambil memegang dadanya.
Reno menatap saudara kembarnya itu dengan penuh iba “terkadang sesuatu menjadi lebih indah ketika kita tidak bisa memilikinya” reno kemudian menatap kearah bintang dilangit “dan sekarang kau sudah terlambat menjadikannya milikmu, dia sudah menjadi sesuatu yang indah dan sangat berharga ditangan orang lain” ucap Reno.
“ tidak Reno” Daniel menegaskan dan kemudian menegakkan badannya menatap kearah Reno “ aku memang terlambat, tetapi aku akan mengejarnya, mengejar sesuatu yang seharusnya menjadi milikku” tegas Daniel.
“ apa Daniel, apa yang akan kau lakukan? Memaksa Riana mencintaimu?” ucap Reno dengan nada sedikit mengejek
“ tidak Reno, aku akan mengambil alih hati Riana, kami berdua sangat dekat sementara Rangga jauh disana, aku akan merebut Rianaku kembali” ucap Daniel dengan tegas.
“ ya baiklah, itu kehendakmu, tetapi jangan menyakitinya Daniel” Reno memperingatkan
“ aku tau itu Reno, itu tidak mungkin aku lakukan, menyakiti Riana adalah hal terakhir yang ada dipikiranku” Daniel menghela nafas kemudian kembali menyandarkan dirinya pada bangku taman dan mengikuti Reno yang sedang asyik menatap indahnya taburan bintang dilangit.
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar